Selasa, 18 September 2012

Itik Mojosari

Itik Mojosari



Itik Mojosari 
TERNAK ITIK MOJOSARI — Hal yang cukup terkenal dari Daerah Mojokerto Jawa Timur adalah ras itik unggulan yaitu itik Mojosari. Itik jenis ini dikenal memiliki produksi telur yang lebih tinggi dibandingkan itik Tegal. Karena itulah peluang usaha ternak Itik Mojosari berpotensi untuk dikembangkan sebagai usaha ternak itik komersial, baik pada lingkungan tradisional maupun intensif. Satu hal yang menjadi masalah usaha ternak itik adalah rendahnya produktivitas karena kurangnya ketersediaan bibit itik yang baik kualitas genetiknya. Itik yang ada saat ini beragam kualitas maupun asalnya.
Untuk mendukung usaha ternak itik yang sukses diperlukan dukungan penyediaan itik unggul yang memiliki produktivitas tinggi, menghasilkan telur yang rasanya enak dan digemari konsumen. Salah satunya adalah masalah bibit unggul itik Mojosari ini. Dengan berbagai kelebihanya itik Mojosari menjadi pilihan dalam menjalankan usaha ternak itik.

Karakter Itik Mojosari

Dalam mendukung sukses usaha ternak itik Mojosari ini diperlukan pemahaman tentang karakteristik itik Mojosari. Itik Mojosari akan mulai bertelur pertama kali pada umur 25 minggu, dengan masa produksi lebih lama, bisa sampai 3 periode masa produktif. Setelah umur 7 bulan produksinya mulai stabil dan banyak. Dengan perawatan yang baik produksi perhari dapat mencapai rata-rata 70-80% dari seluruh populasi.
Itik Mojosari mampu berproduksi sekitar 203 butir per tahun, lebih tinggi dari itik lokal yang berproduksi sekitar 188 butir per tahun.Hasil tersebut diperoleh dengan pemberian pakan sebanyak 150 gram/ekor/hari. Pakan yang diberikan memiliki kandungan protein 21% dan energi untuk bertelur sebesar 2.970 kilo kalori per kg.

Untuk menjaga kualitas produksi itik mojosari perlu dilakukan upaya seleksi yang ketat terhadap proses penyediaan bibit itik mojosari (DOD). Pelaku bisnis penetasan telur itik mojosari perlu memperhatikan beberapa standard kualitas yang baik agar produktifitas itik mojosari tetap bagus.
Standard bibit induk (parent stock) itik mojosari merupakan aspek yang cukup penting di dalam menunjang produksi itik Mojosari.Untuk menghasilkan itik niaga yang sesuai dengan standard yang telah ditetapkan maka dibutuhkan bibit induk itik mojosari yang telah memenuhi persyaratan teknis minimal. Standard teknis kualitas bibit induk itik mojosari telah ditentukan oleh Badan standardisasi Indonesia.

Memilih Bibit Itik Mojosari

Hal penting dalam usaha ternak itik Mojosari adalah pemilihan bibit yang baik dan berkualitas tinggi, sehingga produktifitas telur tinggi. Untuk mendapatkan bibit itik yang baik ada beberapa syarat bibit itik mojosari yang perlu diperhatikan. Berikut syarat-syarat bibit induk Itik Mojosari yang baik :
1.Bibit induk muda merupakan Itik jantan dan betina dewasa kelamin usia 4 sampau 5 bulan.
2.Bobot Minimal 1400 gram.
3.Bibit induk muda harus berasal dari induk yang mempunyai kriteria:
  • Rataan produksi telur 60% selama masa produksi.
  • Daya tetas minimal 60% dari telur fertil.
  • Bobot Telur tetas minimal 58 gram.
  • Kerabang berwarna hijau kebiruan
Setelah bibit itik mojosari dipilih berdasarkan syarat-syarat tersebut, yang penting dipertimbangkan adalah masalah pemeliharaan dan perkandangan itik. Selamat mencoba.

jenis Itik Peking




Itik peking berasal dan dikembangkan pertama kali di daratan Tientsien, Cina. Itik peking kali pertama didatangkan dari Cina ke Amerika Serikat pada tahun 1870. Popularitasnya sebagai itik penghasil daging telah menyebar ke seluruh dunia, baik di belahan bumi utara maupun selatan, termasuk di daerah tropis. Itik peking memiliki badan yang lebih kompak di bandingkan dengan beberapa jenis itik lainnya.

Dalam bidang pembibitan, itik peking banyak disilangkan dengan itik jenis lain guna untuk memperbaiki penampilan keturunannya. Jenis itik yang sering disilangkan dengan itik peking di antaranya itik alyesbury. Untuk daerah Indonesia sendiri, itik ini banyak disilangkan dengan jenis itik kaki Campbell, mojosari dan jenis itik lainnya. Hasilnya pun tidak perlu diragukan lagi, akan tetapi perlu usaha penelitian lagi lebih lanjut untuk pengembangannya.Kapasitas produksi telur itik peking dapat mencapai 110-130 butir per tahun.  Jumlah produksi telur ini termasuk tinggi untuk jenis itik pedaging. Telur itik peking biasanya juga memiliki daya fertilitas yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan seekor pejantan itik peking mampu mengawini 5-6 ekor betina dengan tingkat fertilitas yang cukup memadai pula. Itik peking pertama kali bertelur sekitar umur 6 bulan.

Karkas itik peking berwarna kuning dan kelihatan sangat menarik. Tekstur dagingnya juga sangat bagus. Kalau anda pesan menu masakan daging itik di restoran atau hotel berbintang kebanyakan yang disajikan adalah daging itik peking karena kekhasan warna, rasa, dan bentuknya. Persilangan dengan itik alyesbury menghasilkan keturunan dengan tekstur daging yang lebih bagus lagi.
Berikut spesifikasi bentuk standar itik peking jantan dan betina :
  • Kepala : agak besar dengan crown (pial) yang tinggi, bagian depan crown tersebut agak terangkat ke atas, seolah-olah terangkat dari rahang atas. Pipinya tampak penuh dan berisi
  • Paruh : relatif pendek tetapi tebal karena kulmen yang tinggi dan membulat. Warna orange cerah dengan ujung paruh agak putih
  • Mata : tampak liar dan siaga, tetapi agak terlindung olah alis yang menonjol dan pipi yang berisi, warna mata kebiruan
  • Punggung : sekitar 65% lebih panjang dari lebarnya, namun demikian tampak agak pendek karena bagian ekor terangkat ke atas, serta rump (tungging) yang menebal, sedangkan bagian depan punggung rata
  • Ekor : terangkat, lebat menyebar, dan cukup panjang
  • Badan : berimbang antara panjang dan lebar, relatif kekar, berdaging dan penuh. Tanpa kesan adanya keel. Dada lebar, perut besar dan penuh, tetapi tidak terjatuh
  • Kaki : kuat dan tidak terlalu panjang, warna merah-orange
  • Bulu : lebar dan fluffy terutama pada bagian posterior, warna putih-krem sampai krem
  • Penampilan : antara 35-40° dari garis horizontal, hidup dan agile atau ringan dalam pergerakan
  • Berat standar : jantan dewasa 4,5 kg dan betina dewasa 4 kg
Itulah beberapa ciri dan bentuk standar dari itik peking, semoga bisa menjadi pedoman bagi anda yang hendak membeli ternak ini agar terhindar dari oknum-oknum yang kurang bertanggung jawab.

tips Usaha Penggemukan Itik Jantan dalam 40 hari

Kalau kita perhatikan, tingkat konsumsi protein hewani masyakarakat sekarang menunjukkan grafik yang terus meningkat seiring dengan tingkat pendapatan dan kesadaran masyarakat. Sebenarnya ini adalah peluang usaha dari sisi pemenuhan kebutuhan daging baik daging ruminansia maupun daging unggas. Dari segi tingkat kebutuhan daging unggas, daging itik menduduki peringkat kedua setelah daging ayam disusul kemudian oleh daging puyuh dan merpati.

Selama ini pemenuhan kebutuhan daging itik hanya berasal dari itik petelur yang sudah habis masa produktifnya alias sudah di afkir. Hal ini tidak sejalan dengan marak dan berkembangnya bisnis kuliner seperti resto dan yang semisalnya yang menyajikan menu masakan daging bebek (itik). Maraknya resto dan warung tenda yang menyajikan menu bebek seperti lalapan bebek goreng, bebek bakar, dan bebek presto di berbagai daerah bisa menjadi sandaran bagi peternak itik pedaging. Menu olahan daging bebek ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta kuliner. Tak ayal jumlah permintaan daging itik naik sedangkan ketersediaan barang sedikit sehingga peluang pasar itik pedaging pun kian menjanjikan dan semakin terbuka lebar.

Kualitas dari daging itik afkir tidak sebaik daging itik yang memang dikembangkan sebagai itik pedaging. Daging itik muda mempunyai tekstur lebih lembut, lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi lantaran mulai dipotong rata-rata umur 5-6 minggu.
Berikut kami sajikan beberapa pertanyaan yang akan dapat menghilangkan keraguan anda untuk memulai usaha penggemukan itik jantan :

Kenapa mesti itik?

Kita semua tahu dan akan mufakat bahwa satu porsi nasi bebek harganya lebih mahal 1-2 kali lipat jika dibandingkan dengan harga satu porsi nasi ayam (goreng, bakar, crispy, dll). Mengapa? Karena daging itik mempunyai cita rasa khas tersendiri apalagi daging itik muda.

Mengapa itik jantan?

Harga DOD itik jantan lebih murah daripada yang betina, di samping itu secara teori dan praktek pun menyimpulkan bahwa laju pertumbuhan itik jantan lebih cepat dari pada itik betina.

Mengapa 40 hari?

Sebesar 30% biaya produksi masuk untuk biaya pakan. Kebutuhan pakan meningkat seiring dengan bertambahnya umur itik. Selain itu itik jantan relatif lebih banyak mengkonsumsi pakan daripada itik betina. Semakin cepat waktu pemeliharaan harapannya adalah semakin sedikit biaya yang kita keluarkan untuk pakannya. Kedua adalah dengan memperhitungkan harga jual bebek umur 40 hari yang lumayan tinggi. Dan ketiga karena pada rentang umur tersebut adalah laju pertumbuhan yang optimal.

\Harga jual dan peluang pasar

Kalau kita cermati harga itik afkir sekarang sekitar Rp 27.000-30.000/ekor dengan berat sekitar 1,5-1,8kg. Dengan harga yang sama kita akan bisa mendapatkan 2 ekor itik remaja.
Setelah beberapa pertanyaan dan keraguan anda sedikit terjawab, dan keinginan untuk usaha ini tetap ada maka kita melangkah pada usaha  manajemen pemeliharaan antara lain masalah bibit, pakan, kandang dan penyakit. Berikut akan kami uraikan sedikit tentang ke-4 hal tersebut.

Bibit

Umur itik antara 1-7 hari disebut dengan DOD (Day Old Duck).  Banyak cara untuk mendapatkan DOD antara lain dengan menetaskan sendiri, beli telur tetasnya, atau beli DOD langsung dari supplier atau produsen DOD. Kami di sini tidak bicara untung-rugi tentang cara mendapatkan DOD, tapi yang kita bicarakan dalam konteks ketersediaan bibit. Kalau lokasi anda dekat dengan penyedia DOD maka mintalah DOD yang sudah berumur 3-7 hari meskipun harganya terpaut sekitar Rp 200-300/ekor tapi akan lebih menguntungkan kalau kita hitung lebih teliti. Keuntungan kalau kita membeli pada umur tersebut adalah sudah bisa diketahui DOD yang kerdil atau tali pusatnya bermasalah dan tingkat kematian (mortalitas) rendah.

Pakan

Pakan DOD umur 1-3 minggu sebaiknya menggunakan pakan pabrikan (concentrate). Yang sering digunakan adalah jenis pakan starter untuk ayam pedaging. Multivitamin dan antibiotika juga perlu diberikan seperti vitachick, rhodivit, sorbitol dan lain sebagainya. Frekuensi pemberian pakan kalau bisa diusahakan lebih banyak dan teratur. Keuntungannya yang akan di dapat dengan frekuensi pemberian pakan lebih banyak adalah pakan yang kita berikan senantiasa fresh dan terkontrol. Setelah umur 3 minggu pakan bisa diganti dengan komposisi 1 bagian konsentrat dengan 2 bagian dedak. Bahan pakan alternatif lain yang bisa diberikan antara lain : siput, rejekan mie instan, ampas kelapa, bihun afkir, roti afkir dan lain sebagainya. Kadar protein yang dibutuhkan antara 16-22% dan energy metabolisme sekitar 2900-3000 kkal/kg.

Kebutuhan pakan dan minum per 100 ekor

Umur (minggu)
Jumlah pakan (kg)
Jumlah minum (ltr)
1
1,5
3,2
2
3
7,2
3
4
10,4
4
6,1
13,6
5
6,5
16
6
6,8
17,6

Kandang

Model kandang untuk penggemukan itik jantan cukup sederhana yaitu kandang bok dan postal. Kandang box digunakan untuk pemeliharaan 1-3 minggu, sedangkan kandang postal untuk pemeliharaan 3 minggu sampai panen. Kunci utama dalam pemeliharaan di kandang box adalah faktor pemanas. Pemanas yang bisa anda gunakan antara lain pemanas buatan (brooder) dengan sumber panas dari minyak tanah, briket 

batubara, LPG, lampu neon, dop dan sebagainya. Kepadatan kandang per m2 sekitar 30-40 ekor. Sedangkan pada kandang postal yang perlu mendapatkan perhatian adalah kepadatan kandang dan pemantauan laju pertumbuhan. Sering-seringlah mengganti atau menambah alas kandang baik dengan jerami, sekam, atau bahan lain sejenis.

Analisa usaha   

Analisa usaha yang kami berikan dengan meniadakan biaya sewa lahan, pembuatan kandang dan tenaga kerja. Mengapa? Anda tentu lebih mengerti jawabannya. Berikut perhitungan usaha penggemukan itik jantan per 100 ekor dalam 40 hari (6 minggu) :

Biaya  
  • DOD 100 ekor  x Rp 3.000 = Rp 300.000
  • Pakan dedak l.k 50 kg x Rp 1.200 = Rp 60.000
  • Pakan pabrik 100 kg x Rp 5.500 = Rp 550.000
  • Obat-obatan Rp 50.000
  • Biaya lain-lain Rp 100.000
  • Total Pengeluaran Rp 1.060.000,-

Pendapatan

Asumsi bebek yang mati sebelum 6 minggu sebesar 15% (termasuk tinggi). Sehingga yang tersisa adalah 85 ekor dengan harga jual Rp 13.000/ekor maka akan di dapat pendapatan sebesar 85 ekor x Rp 13.000 = Rp 1.275.000,- (harga jual di beberapa daerah bisa tembus angka Rp 18.000-20.000/ekor dengan berat yang sama)

Keuntungan

Keuntungan = total pendapatan - total biaya = Rp 1.275.000 - 1.060.000 = Rp 215.000
Mungkin keuntungan di atas jauh dari bayangan kita, akan tetapi jangan berpaling dulu.  Perhitungan di atas hanya untuk jumlah pemeliharaan 100 ekor maka kami menyarankan kepada anda untuk memulainya dengan jumlah minimal 500 ekor. Di samping itu waktu kita juga tidak banyak terpakai karena ini sifatnya usaha sambilan dan anda dapat membandingkanya dengan waktu yang terbuang seorang buruh pabrik yang kerja 8 jam per hari dengan gaji yang diterima. Anda perlu tengok kembali waktu perputaran modal anda. Keuntungan bisa kita maksimalkan dengan usaha berikut :
  • Penggunaan pakan alternatif
  • Menekan angka kematian
  • Mencari harga jual tertinggi
Tak selamanya usaha selalu mulus dan mendatangkan fulus alias duit, sehingga kita mesti siap-siap dengan resiko dan kendala yang siap menghadang. Resiko jangan membuat kita lari akan tetapi kita perlu menghadapinya dengan optimisme akan berhasil. Beberapa kendala antara lain :
  1. Keamanan kurang yang bisa mengakibatkan itik mati semua karena penyakit, dicuri orang
  2. Bencana alam yang tidak bisa di duga dan ini kita serahkan dengan yang di atas (Allah SWT)
  3. Hasil panenan tidak ada yang membeli atau belum menemukan pengepul yang cocok.
  4. Limbah bau yang ditimbulkan sehingga mengundang reaksi tetangga sekitar dan bisa jadi kandang kita dirusak, dihancurkan dan bisa jadi ternak kita di jarah alias dirampok
  5. Anakan bebek yang kita beli adalah ‘palsu’, bisa jadi betina atau kualitasnya kurang bagus sehingga laju pertumbuhannya kurang
  6. Harga pakan di tengah jalan melambung tinggi
  7. Pesaing usaha yang mungkin terusik dengan usaha baru kita dan melakukan cara tidak sportif untuk mematikan usaha kita
  8. Tidak mendapat dukungan keluarga dan masyarakat

Langkah Pembesaran Itik Pedaging

Langkah Pembesaran Itik Pedaging

 Tidak bisa dipungkiri bahwa ketersediaan bibit itik pedaging dari jenis itik jantan, tiktok, enthok, peking atau jenis itik pedaging lainnya masih sangat terbatas, begitu juga suplai daging itik yang berasal dari itik petelur yang sudah afkir. Permintaan akan daging itik potong baik itik jantan muda atau itik petelur afkir kian meningkat dan belum bisa terpenuhi secara optimal dari sumber-sumber  di atas. Sehingga alternatif pilihan akhirnya jatuh pada itik jantan atau itik pedaging lainnya  yang dibesarkan sekitar 35-40 hari. Dulu itik jantan potong dipandang sebelah mata karena kurang berperannya dalam sektor perunggasan, akan tetapi sekarang menjadi bahan rebutan.

Berikut akan kami sajikan langkah-langkah sederhana untuk peternak pemula yang ingin terjun dalam bisnis pembesaran itik pedaging. Langkah berikut berpedoman pada pola pemeliharaan itik pedaging terutama itik jantan mojosari dengan system pemeliharaan intensif. Artikel ini masih bersifat gambaran umum langkah pembesaran itik pedaging, sehingga sangat sederhana dan mungkin masih memerlukan keterangan lanjutan. Karena kami ingin berusaha menyajikan informasi yang mudah dipahami oleh pembaca semua sehingga dapat membantu anda untuk menguasai teknik atau cara beternak dengan cepat dan tepat.
Langkah untuk memulai beternak itik jantan potong :
H-30
  • Pembuatan kandang bok beserta perlengkapan kandang (tempat pakan, tempat minum, pemanas/brooder)
  • Mencari sumber informasi penyedia bibit itik pedaging (DOD) yang terpercaya
  • Memperkaya pengetahuan cara beternak itik pedaging dengan banyak membaca buku, mengikuti training, atau konsultasi langsung kepada ahli
  • Mencari informasi pengepul/penampung hasil panenan itik pedaging
H-7
  • Penyucihamaan kandang dengan desinfektan
  • Memastikan untuk memesan DOD itik pedaging kepada produsen, akan tetapi alangkah baiknya kalau anda sudah memesan sebelumnya karena pada saat-saat tertentu biasanya ketersediaan DOD sangat terbatas.
H-2
  • Pembelian pakan starter
  • Pembelian vitamin (vitachick, vitastress, rhodivit, sorbitol, dan lain sebagainya)
  • Pembelian obat dan preparat antibiotika (anti snot, teraphy, teramycin, coccidiostat, dll) sebagai langkah persiapan kalau gejala penyakit datang dengan tiba-tiba.
H-1
  • Memeriksa kembali kesiapan kandang bok, pemanas (brooder), jumlah tempat pakan dan minum
  • Mempersiapkan bahan (bukan mencampur) seperti gula putih/merah, susu, extrajoss, dsb sebagai minuman khusus untuk DOD yang baru datang apabila anda mendatangkan DOD nya dari tempat lain
H (Kedatangan DOD)
  • Penanganan DOD apabila didatangkan dari tempat lain seperti pemberian air minum yang dicampur dengan gula (gula pasir/merah), susu, minuman elektrolit dan lain sebagainya
  • Seleksi dan pemisahan bibit (terlihat sakit, omphalitis, agak kerdil, dll)
  • Mengganti air gula atau lainnya (ketika DOD datang) ½ - 1 jam kemudian dengan air minum biasa atau bisa juga ditambahkan vitamin untuk merangsang nafsu makan DOD
  • Pemberian pakan (bentuk tepung lebih bagus) ½ - 1 jam setelah air gulan diganti dengan jumlah sedikit demi sedikit terlebih dulu akan tetapi frekuensinya lebih sering
  • Mengurangi jumlah tempat air minum pada malam hari dan kalau anda menggunakan wadah minum berbentuk cekungan maka sebaiknya cekungan tersebut diisi batu kerikil atau kelereng.
H+1 sampai H+14
  • Pemberian pakan starter bentuk tepung dengan frekuensi bisa sampai 5x dalam sehari. Pakan dicampur dengan sedikit air agar mudah ditelan
  • Air minum selalu tersedia
  • Membersihkan kandang (sanitasi)
  • Melepas pemanas atau mengurangi panas pada hari H+14 apabila kondisi anak itik sudah kuat untuk menahan hawa dingin. Apabila dirasa belum kuat pemanas bisa diteruskan sampai hari H+20 akan tetapi suhu/watt lampu perlu diturunkan
  • Pembelian pakan grower dan bahan pakan alternatif
H+14 sampai H+20
  • Pemberian pakan grower yang dicampur dengan pakan alternatif lainnya dengan frekuensi bisa sampai 3x dalam sehari. Pakan dicampur dengan sedikit air (tidak sampai berair)
  • Air minum selalu tersedia
  • Membersihkan kandang (sanitasi)
  • Pemberian obat anti stress pada H+20 apabila itik akan dipindah ke kandang ren/postal
H+21 sampai H+30
  • Pindah ke kandang yang lebih besar
  • Melepas pemanas apabila pada H+14 belum di lakukan
  • Sama dengan manajemen pemeliharaan H+20
  • Penambahan obat anti stress pada H+21 apabila efek stress masih terlihat
  • Penambahan sekam, jerami atau bahan alas (litter) lainnya sebagai tempat tidur itik dan agar kondisi kandang tidak terlalu lembab dan berdebu
H+31 sampai H+35
  • Seleksi itik yang memenuhi kriteria sudah layak jual (berat 1-1,3kg)
  • Mengundang calon pembeli atau mencari pembeli lain untuk bahan perbandingan harga. Hal ini tidak berlaku bagi peternak yang sudah melakukan kontrak harga sebelumnya
  • Manajemen pemeliharaan harian tetap berlangsung
H+36 sampai panen
  • Penjualan itik siap potong
  • Pengosongan kandang
Setelah panen
  • Membersihkan kandang dan peralatan kandang
  • Mengurai/membongkar bahan alas kandang atau menggantinya
  • Kandang diistirahatkan total
  • Penyucihamaan kandang dengan desinfektan dan apabila berencana memasukkan DOD untuk tahap II maka langsung kembali ke langkah H-7. *(SP.t)
Dengan menerapkan manejemen pemeliharaan yang benar dan tepat serta kedisplinan kita dalam mengatur waktu, insyaallah kita tinggal menunggu hasil akhirnya. Dalam menanti hasil jangan lupa untuk banyak-banyak berdo’a kepada sang Pemberi Rizki agar rizki yang diturunkan akan membawa berkah. Tanda dari rizki yang berkah adalah rizki tersebut membawa manfaat bagi kita dan terus berkembang.

Ciri-ciri umum itik Mojosari

Ciri-ciri umum itik Mojosari

  1. Postur tubuh sama dengan itik tegal, hanya umumnya lebih kecil
  2. Warna bulu kemerahan dengan variasi coklat kehitaman, pada itik jantan ada 1-2 bulu ekor yang melengkung ke atas dengan warna paruh dan kakinya lebih hitam dibandingkan dengan itik betina
  3. Tidak memiliki sifat mengerami telurnya sendiri
  4. Berat badan dewasa rata-rata 1,7 kg
  5. Produksi telur rata-rata 200-220 butir/tahun
  6. Berat telur rata-rata 65-70 gram
  7. Warna kerabang telur biru kehijauan
  8. Masa produksi 11 bulan/tahun
  9. Mulai bertelur ketika umur 6 bulan dengan tingkat kestabilan produksi dimulai saat berumur 7 bulan
  10. Dengan perawatan yang baik produksi perhari dapat mencapai rata-rata 70-80% dari seluruh populasi
  11. Itik Mojosari yang bertelur pertama kali pada umur 25 minggu memiliki masa produksi lebih lama, bisa sampai 3 periode masa produktif
Corak warna
  1. Warna branjangan, yaitu itik yang mempunyai bulu coklat muda dihiasi dengan lurik-lurik hitam seperti burung branjangan
  2. Warna jarakan, yaitu itik yang mempunyai warna bulu lurik-lurik hitam, kalau ada kalung putih disebut jarakan belang
  3. Warna bosokan, yaitu itik yang mempunyai warna bulu seolah-olah hitam ketika masih meri (DOD), tetapi setelah besar sedikit demi sedikit berwarna coklat tua
  4. Warna gambiran, yaitu itik yang mempunyai warna bulu campur hitam dan putih

Kemampuan Produksi Telur dan Berat Beberapa Jenis Itik Petelur 

Jenis  Itik

Jumlah Telur
(butir-Tahun)

Bobot Telur
(gram/butir)

Itik Mojosari

200-265

70

Itik Tegal

150-250

65-70

Itik Alabio

130-250

65-70

Itik Bali

153-250

59-65


Adaptasi itik mojosari di ibu kota Jakarta

Laporan Hasil Kegiatan Gelar Teknologi Penerapan Sistem Usahatani Itik Petelur dl DKI Jakarta tahun 2000 bahwa Itik Mojosari cukup beradaptasi di DKI Jakarta. Hasil pengkajian IP2TP Jakarta di Wilayah Kelurahan Rorotan Jakarta Utara menunjukkan bahwa itik ini mampu berproduksi sekitar 203 butir per tahun, lebih tinggi dari itik lokal yang berproduksi sekitar 188 butir per tahun. Hasil tersebut diperoleh dengan pemberian pakan sebanyak 150 gram/ekor/hari. Pakan yang diberikan memiliki kandungan protein 21% dan energi untuk bertelur sebesar 2.970 kilo kalori per kg. Kualitas telur yang dihasilkan cukup baik dilihat dari ukuran, warna kuning telur, tebal kerabang dan kekentalan putih telurnya. Berat telurnya rata-rata sekitar 64,5 gram per butir. Kecocokan itik Mojosari di Wilayah DKI Jakarta, juga dapat dilihat dari tingkat kematian yang hanya 0,75% dan kekebalan yang lebih tinggi terhadap penyakit dan parasit.

Potensi untuk dikembangkan

Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh itik mojosari, maka tak heran kalau itik ini menjadi objek uji coba untuk pengembangan itik lokal. Pada tahun 1996, Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi Bogor menemukan hasil persilangan dua itik lokal (mojosari dan alabio) yang keturunannya lebih baik dari tetuanya. Pada tahun 2002 diadakan kerjasama antara Balitnak Ciawi Bogor dengan Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) kambing domba dan itik Pelaihari, Kalimantan Selatan untuk mengembangkan hasil persilangan tersebut dan hasilnya sangat memuaskan.
Hasil persilangan itik tersebut diberi nama ITIK HIBRIDA RAJA (ada sebagian daerah menyebutnya dengan itik MA atau AM). Dinamakan itik raja karena itik ini mempunyai keunggulan pertumbuhan yang lebih cepat daripada itik jantan lainnya, dagingnya lebih tebal dan aromanya tidak terlalu amis seperti itik lainnya. Keunggulan lain adalah daya kekebalan tubuh terhadap penyakit dan lebih tahan stress baik akibat perubahan cuaca maupun suara bising. Untuk laju pertumbuhannya juga tak perlu diragukan lagi, yaitu bisa mencapai berat 1,2-1,4 kg dalam kurun waktu 6 minggu. Sehingga tak salah kalau itik raja ini menjadi promadona saat sekarang ini.

Senin, 17 September 2012

BUDIDAYA ITIK MOJOSARI

BUDIDAYA ITIK MOJOSARI

 

Beternak Itik mojosari bisa menjadi peluang usaha yang menarik. Berbeda dengan itik petelur lainnya, itik mojosari memiliki ukuran telur lebih besar. Setiap bulan, peternak pun mampu mendulang omzet hingga ratusan juta rupiah. Bahkan ketika itik tak lagi produktif, harga jual itik ini juga terbilang tinggi.

Itik petelur lokal memiliki beragam asal usul. Itik-itik ini sering disebut sesuai wilayah asal dan sifat morfologis seperti itik alabio, itik tegal, itik bali, itik mojosari, itik magelang, dan itik cirebon.

Di antara banyak jenis itik lokal ini, itik mojosari merupakan salah satu itik lokal petelur unggulan. Tak heran, Dian eko prayitno pun memilih mengembangkan itik mojosari ini karena potensi ekonominya lebih tinggi dibanding itik jenis lain.

Ukuran telur itik mojosari lebih besar ketimbang telur itik lokal lainnya. "Ukuran telurnya sekitar 70 gram sampai 75 gram, kalau itik lainnya hanya 60 gram sampai 65 gram," kata Dian yang memiliki peternakan itik di Mojokerto, Jawa Timur.

Dian eko prayitno baru mulai beternak itik mojosari sejak 2010 lalu. Sejatinya, usaha ini merupakan warisan turun temurun keluarganya. Itulah sebabnya, Dian tak sulit mengembangkan peternakan itik itu.

Selain menjual telur itik,Dian  juga menjual itik petelur, mulai dari itik yang siap bertelur dan itik yang masih berusia sehari atau DOD (day old duck).

Untuk itik siap bertelur, Dian menjual dengan harga kurang lebih Rp 40.000 hingga Rp 43.000 per ekor. "Bulan ini sedang mahal-mahalnya, harga itik mencapai Rp 45.000 per ekor. Itik petelur jenis lain sekitar Rp 42.000 per ekor" katanya.

Sementara, untuk DOD, Dody mematok harga sebesar Rp 3.500 per ekor. Adapun untuk harga telur, Dody membanderol Rp 1.500 per butir.

Kini, usaha Dian sudah sangat mapan. Saban bulan, ia mampu meraup omzet hingga Rp 350 juta. Perolehan omzet sebesar ini berasal dari penjualan itik siap telur sekitar 5.000 ekor, itik usia sehari sebanyak 10.000 hingga 15.000 ekor, dan telur itik. "Itu penjualan rata-rata. Bulan ini saja, penjualan untuk itik siap telur bisa mencapai 20.000 ekor karena ada orang dari Jawa Barat yang pesan hingga 18.000 ekor," kata Dian.

Di peternakannya, Dian bisa memproduksi telur hingga 2.000 butir tiap hari. Alhasil, dalam sebulan, peternakan Dian mampu menghasilkan telur sebesar 60.000 butir.

Menurut Dian, itik mojosari memiliki masa produktif selama 12 bulan. Pada tahun ke dua, itik mojosari masih mampu menghasilkan telur, namun tak banyak.

Biasanya, setelah tak produktif lagi, itik mojosari akan dijual untuk dimanfaatkan dagingnya. Harga jual itik mojosari yang tidak produktif juga masih cukup tinggi yakni sekitar Rp 31.000 hingga Rp 33.000 per ekor.

Awank dwi purwanto pemilik Sentral Ternak di Malang, Jawa Timur juga mengakui permintaan itik petelur mojosari tinggi. Hal ini karena itik ini memiliki beberapa kelebihan, seperti mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.

Selain itu, ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis itik lainnya. Sehingga, konsumsi pakan ternak itik mojosari lebih sedikit dan lebih ekonomis.

Cangkang telur itik mojosari yang berwarna hijau kebiruan juga lebih menarik minat konsumen, ketimbang itik lainnya yang berwarna putih. "Konsumen Indonesia banyak yang menyukai telur itik mojosari," kata Awank.

Keistimewaan lain dari itik mojosari ini, produktivitas telur bisa mencapai 90% saat itik mencapai puncak produksi. Angka ini sama dengan 328 butir telur yang dihasilkan itik mojosari setiap tahunnya.

Jumlah ini tentu saja lebih tinggi dibanding produktivitas itik petelur lainnya. Bahkan selepas masa puncak produksi, itik mojosari masih mampu menghasilkan telur hingga 75%.

Sama seperti Dian, Awank membanderol harga telur itik mojosari Rp 1.200 per butir. Sedangkan, ia menjual DOD seharga Rp 3.500 per ekor.

Dalam satu bulan, Awank sanggup memenuhi pesanan permintaan bibit itik mojosari sekitar 12.000 ekor sampai dengan 15.000 ekor. Dengan begitu, Awank pun bisa mendulang omzet lebih dari Rp 52 juta sebulan.

Awank menambahkan, permintaan DOD itik mojosari ini tak pernah sepi. Bahkan sekarang ini, permintaan itik mojosari pun banyak datang dari berbagai daerah di luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan, Sulawesi, Sumatra, bahkan hingga Papua